Jumat, 13 Maret 2015

Praktek Indonesia Drama Musikalisasi Puisi



LAPORAN
 UJIAN PRAKTEK BAHASA INDONESIA
MUSIKALISASI PUISI

 


                                 Disusun Oleh : 

Algie Sukma Pratama 
Annisaa Ardiani
Ilyas Dwi Indarto
Lisa Oktavia Br Napitupulu
Mega Rizki Septiyani
Nadzira Kamila 
Paskhas Ranatama
Rika Rosyana 
 KELAS             :  XII IPA 6





SMA NEGERI 6 BANDUNG
Jln Pasirkaliki No.51 Bandung
2015



RIWAYAT ARMIJN PANE

Armijn Pane (lahir di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara, 18 Agustus 1908 – meninggal di Jakarta, 16 Februari 1970 pada umur 61 tahun), adalah seorang SastrawanIndonesia. Pada tahun 1933 bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Amir Hamzah mendirikan majalah Pujangga Baru yang mampu mengumpulkan penulis-penulis dan pendukung lainnya dari seluruh penjuru Hindia Belanda untuk memulai sebuah pergerakan modernisme sastra. Salah satu karya sastranya yang paling terkenal ialah novel Belenggu (1940)
Armijn Pane pernah menjadi wartawan surat kabar Soeara Oemoem di Surabaya (1932), mingguan Penindjauan (1934), surat kabar Bintang Timoer (1953), dan menjadi wartawan lepas. Ia pun pernah menjadi guru di Taman Siswa di berbagai kota di Jawa Timur. Menjelang kedatangan tentara Jepang, ia duduk sebagai redaktur Balai Pustaka. Pada zaman Jepang, Armijn bersama kakaknya Sanusi Pane, bekerja di Kantor Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho) dan menjadi kepala bagian Kesusasteraan Indonesia Modern. Sesudah kemerdekaan, ia aktif dalam bidang organisasi kebudayaan. Ia pun aktif dalam kongres-kongres kebudayaan dan pernah menjadi anggota pengurus harian Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN) (1950-1955). Ia juga duduk sebagai pegawai tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan(Bagian Bahasa) hingga pensiun.
Tahun 1969 Armijn Pane menerima Anugerah Seni dari pemerintah RI karena karya dan jasanya dalam bidang sastra. Pada bulan Februari 1970, beberapa bulan setelah menerima penghargaan tersebut, ia meninggal.
KARYA-KARYA ARMIJN PANE

Puisi
o   Gamelan Djiwa. Jakarta: Bagian Bahasa Djawa. Kebudayaan Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. 1960
o   Djiwa Berdjiwa, Jakarta: Balai Pustaka. 1939.

Cerpen
o   Kisah Antara Manusia. 1952

Novel
o   Belenggu, Jakarta: Dian Rakyat. Cet. I 1940, IV 1954, Cet. IX 1977, Cet. XIV 1991

Kumpulan Cerpen
o   Djinak-Djinak Merpati. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I 1940
o   Kisah Antara Manusia. Jakarta; Balai Pustaka, Cet I 1953, II 1979

Drama
o   Ratna. 1943 (menyadur naskah Hendrik Ibsen, Nora)
o   Antara Bumi dan Langit”. 1951. Dalam Pedoman, 27 Februari 1951.

Karya lainnya
o   (Belanda) Kort Oversicht van de Moderne Indonesische Literatuur (1949). Sebuah tinjauan tentang sastra Indonesia modern
o   Sandjak-sandjak Muda Mr Muhammad Yamin. 1954. sebuah bahasan tentang sajak-sajak Muhammad Yamin
o   Mencari Sendi Baru Tatabahasa Indonesia. 1950. Studinya tentang gramatika bahasa Indonesia
o   Jalan Sejarah Dunia. 1952
o   Tiongkok Jaman Baru, Sejarahnya: Abad ke-19 - sekarang. 1953. sebuah terjemahan
o   Membangun Hari Kedua. 1956. Terjemahan novel Ilya Ehrenburg.
o   Habis Gelap Terbitlah Terang. 1968. Menerjemahkan surat-surat Raden Ajeng Kartini

PUISI 1
AKU CINTA NEGARA TANAH AIR INDONESIA

Jika tetes darah yang mengucur demi merdekanya bangsamu
Tak cukup berharga bagimu
Lalu dengan apa kau akan mencintai Tanah Airmu?

Jika ribuan nyawa yang melayang demi merah putih
Tak juga berarti untukmu
Lalu dengan apa kau akan mencintai negerimu

Di negeri dimana kita lahir
Tumbuh menyulam impian masa kecil
Dari tanah negeri ini kita hidup
Dari air bumi ini kita minum
Dari udara alam ini kita bernafas
Jika semua itu tak cukup bermakna bagimu
Lalu dengan apa lagi kau akan membanggakan bangsamu?

Bukan harta yangmereka impikan
Bukan pangkat berbintang yang mereka harapkan
Bukan gelar pahlawan yang mereka inginkan

Tapi sebuah cinta
Cinta yang hadir dalam hati kita
Untuk mencintai negeri ini
Untuk mencintai tanah air ini
Untuk mencintai Indonesia yang kini merintih perih

Aku cinta Indonesia
Indonesia yang telah diperjuangkan oleh pejuang bangsa
Indonesia yang merdeka dengan tetesan darah dan air mata
Hingga ujung nyawa

Tetaplah cinta pada bangsa
Karena Tuhan tak pernah lupa
Pada mereka yang mencintai bangsanya

  
PUISI 2
HARI KEMERDEKAAN INDONESIA KE-69

Desingan peluru
Suara pahlawan terdengar pilu
Nun jauh di medan tempur
Mereka gugur

Lama menunggu untuk lepas

Dari cengkeraman bangsa asing
Sang Proklamator membuka suara
Hari ini tanah air merdeka

Sorak-sorak bersahut-sahutan

Bahagia melingkupi segenap bangsa dan negara
Senyum menghiasi wajah rakyat
Yang tertindas sejak dulu kala

Tetapi bangsa itu tetap datang

Menggempur tubuh pejuang dengan artileri
Yang mereka bawa
Tuk jajah negeri ini kembali

Tetapi semangat dan cinta mengalahkan semuanya

Kita telah merdeka
Indonesia merdeka
Rakyat merdeka

Indonesia berjaya diatas dunia
Garuda gemilang di angkasa
Pancasila menjadi pedoman
Bangsa Indonesia yang gemilang

Apakah kemerdekaan kan bertahan

Jikalau kita tak peduli dengannya
Apakah kemerdekaan berarti
Bila rakyatnya sendiri tak menghiraukan

Marilah saudaraku
Biarkan Garuda kembali menjelajahi angkasa raya
Biarkan Bendera Merah Putih berkibar gagah di atas dunia
Biarkan Indonesia berjaya

Jayalah bangsaku

Jayalah negeriku
Jayalah Indonesiaku


AMANAT
Sebagai bangsa Indonesia kita harus mencintai tanah air Indonesia dan senantiasa mengabdi kepada bangsa Indonesia.


 PERAN ANGGOTA

Tokoh Belanda yang menjajah bangsa Indonesia
Diperankan oleh:
Algie Sukma Pratama dan Annisaa Ardiani

Tokoh bangsa Indonesia
Diperankan oleh:
Ilyas Dwi, Lisa Oktavia, dan Rika Rosyana

Yang tidak ikut berperan dikarenakan sakit:
Mega Rizki Septiyani, Nadzira Kamila, dan Paskhas Ranatama

Terima Kasih kepada
Kameramen:
Yurida Afrilia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar